100 Tahun Dari Sekarang

1–2 menit

Oleh. Satria hadi lubis

100 TAHUN lagi dari sekarang, kita tak lagi ada
Tak ada lagi yang mengenang, karena yang mengenang juga sudah tak ada

100 tahun lagi dari sekarang, peninggalan kita tak lagi ada
Entah itu rumah, tanah, atau bangunan lainnya
Sudah berganti dengan yang lain, tanpa tersisa sedikitpun

100 tahun lagi dari sekarang, kita adalah debu yang dilupakan generasi mendatang
Manusia silih berganti hadir dan hilang dimakan zaman yang berkelindan ribuan tahun

Wahai diri….
Hidup di dunia hanya seperti berteduh di bawah pohon untuk melanjutkan perjalanan ke alam keabadian
Hidup di dunia hanya 70-80 tahun yang tak sebanding dengan ribuan tahun perjalanan selanjutnya melalui episode alam kubur, alam akhirat dan berakhir di surga atau neraka.

Lalu apa yang engkau banggakan kini…..wahai diri?
Milikmu di dunia ini hanya sebentar saja
Pangkat, jabatan, dan ketenaran hanya kesemuan belaka
Kehadiran kita di dunia akan dilupakan zaman

Apa yang engkau gusarkan…wahai diri?
Mengapa engkau pertaruhkan segalanya untuk syahwat yang hanya sekejap?
Mengapa engkau sedih berkepanjangan seakan lupa hidupmu untuk bahagia di dunia yang hanya sekejap ini?

100 tahun lagi dari sekarang, kita tak lagi ada
Anak, istri, suami, saudara dan orang tua, termasuk harta benda, tak lagi bisa diandalkan
Hanya amal yang akan menemani kita selama ribuan tahun dalam perjalanan panjang menuju surga atau neraka

100 tahun lagi sekarang, nasib kita seperti apa dan ada dimana jauh lebih penting daripada tertipu dengan gemerlapnya dunia yang sekejap ini

Wahai diri….
Suka atau tidak suka, segala atributmu pasti akan hilang
Yang ada dan abadi hanya amal yang pernah engkau lakukan dulu di dunia

Wahai diri….
Sudah siapkah engkau berbekal diri untuk perjalanan panjangmu?

“Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Qs. 67 ayat 2).

“Setiap yang bernyawa tidak akan mati, kecuali dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Siapa yang menghendaki imbalan di dunia, niscaya Kami berikan kepadanya imbalan (dunia) itu (tanpa mendapatkan pahala akhirat) dan siapa yang menghendaki pahala akhirat, niscaya Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu. Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” (Qs. 3 ayat 145).

Tinggalkan komentar