Oleh: Dr. Aan Rohanah, Lc., M.Ag.
Rasulullah SAW bersabda :
إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ. ( رواه ابن احمد وابن حبان ).
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)
Kemuliaan bagi setiap istri shalihah pada hari kiamat itu saat diberikan oleh Allah kebebasan masuk surga dari pintu manapun yang ia sukai.
Istri shalihah yang mendapatkan kemuliaan tersebut adalah istri yang memiliki karakter khusus yang dalam kondisi apapun selalu berusaha untuk bisa menjaganya secara istiqamah.
Adapun karakter khusus istri shalihah tersebut adalah :
1. Shalat 5 waktu.
Di tengah kesibukan istri melaksanakan peran kerumah tanggaannya dan peran lain di masyarakat ia harus bisa mengatur jadwalnya agar bisa shalat wajib tepat waktu . Setiap hari tidak ada yang terlambat atau tertinggal dari shalat wajib 5 waktu tersebut.
Shalat lima waktu yang rutin dilakukan istri itu akan menentukan kepribadian yang kokoh yang dapat membuatnya mampu mencegah perbuatan keji dan munkar . Allah SWT berfirman :
ٱتۡلُ مَآ أُوحِيَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ . ( العَنكَبُوتِ: ٤٥)
“Bacalah Kitab (Al-Qur`ān) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuautan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-Ankabut: 45)
Selain itu shalat 5 waktu yang dilakukan istri shalihah dengan baik dan istiqamah itu akan mempengaruhi semua prilakunya menjadi baik. Sebagaimana Rasulullah bersabda :
أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ. ( رواه الطبرانى )
“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun buruk”. (HR. Thabrani)
2. Puasa di bulan romadhan.
Puasa seorang istri shalihah di bulan romadhan dimaknai dengan menahan segala bentuk hawa napsu, tidak hanya makan dan minum bahkan juga meninggalkan semua yang diharamkan dan segala sesuatu yang sia-sia agar dia dapat beribadah dengan sebaik- baiknya. Maka puasa itu bisa mendidiknya menjadi istri yang lebih baik keislamannya. Rasulullah SAW bersabda :
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ (رواه الترميذي)
“Salah satu tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya”. (HR. Tirmidzi)
3. Menjaga kemaluan atau kehormatan diri.
Seorang istri harus bisa menutup auratnya dan menghindari segala bentuk prilaku buruk yang mendatangkan fitnah serta menjauhi prilaku perselingkuhan dari suaminya, sehingga bisa menjaga akhlak dan adab yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri shalihah. Karena dengan akhlak dan adabnya tersebut maka Allah akan mencintai dan memuliakannya. Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah (hina),” (HR Bukhari, Muslim)
4. Mentaati suami.
Istri dalam suka dan duka, senang dan kecewa hendaknya tetap ikhlas untuk menjadi istri yang selalu taat kepada suami selama bukan maksiat kepada Allah, sehingga dia bisa menjadi wanita yang selalu membahagiakan suaminya, sebab sumber kebahagiaan suami terletak pada istrinya bukan kepada wanita yang lainnya.
Istri shalihah yang selalu taat kepada suami dan melakukan berbagai hal yang dapat membanhagiakannya maka ia akan digolongkan menjadi wanita yang terbaik. Begitulah menurut penjelasan Rasulullah SAW di dalam sabdanya saat ditanya :
أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
“Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya yang membuat suami benci” (HR. Nasai dan Ahmad ).

Tinggalkan komentar