Orang Tua Yang Mandul

2–3 menit

Oleh. Satria hadi lubis

PENGERTIAN mandul menurut Nabi yang mulia, Muhammad saw, adalah orang tua yang punya anak tapi anaknya tidak memberi manfaat kepada orang tuanya.

Rasulullah saw bersabda : “Tahukah engkau siapakah yang mandul?” Para sahabat menjawab : “Orang yang mandul ialah orang yang tidak mempunyai anak”. Lalu Baginda Rasulullah saw bersabda: “Orang yang mandul ialah orang yang mempunyai banyak anak, tetapi anak-anaknya tidak memberi manfaat kepadanya sesudah ia meninggal dunia” (HR. Ahmad).

Yang jadi pertanyaan, apa KRITERIA ANAK YANG MEMBERI MANFAAT agar orang tuanya tidak disebut mandul?

Pertama, anak yang memberi manfaat kepada orang tuanya adalah anak yang MEMBERI MANFAAT KEPADA ORANG LAIN. Anak yang memberi kontribusi positif bagi agama, bangsa dan negaranya, bahkan dunia, sesuai profesi atau talentanya masing-masing. Anak yang tidak menjadi sampah masyarakat karena menyusahkan orang banyak, seperti menjadi koruptor, teroris, bandar narkoba, penipu, dan lain-lain.

Jika orang tuanya sudah meninggal, si anak tetap memberikan kontribusi positif kepada masyarakatnya, serta tak lupa menyambung hubungan kasih sayang (silaturahim) kepada teman-teman orang tuanya.

“Sesungguhnya kebajikan yang utama ialah apabila seorang anak melanjutkan hubungan (silaturrahim) dengan keluarga sahabat baik ayahnya” (HR. Muslim No. 4629).

Kedua, anak yang tetap teguh beriman dan MENYEBARKAN DAKWAH ISLAM. Karena pengertian mandul berarti terputus. Dan putus yang paling menyedihkan adalah ketika anak-anak tidak bisa melanjutkan dakwah Islam ke generasi berikutnya agar Islam tetap eksis sampai hari kiamat. Ketika orang tuanya berdakwah dan tarbiyah, anaknya tidak ikut berdakwah dan tarbiyah, sehingga terputuslah estafeta dakwah.

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (Qs. Luqman ayat 17).

Ketiga, anak yang memberi manfaat kepada orang tua adalah anak yang RUTIN MENDOAKAN ORANG TUANYA. Walau orang tuanya sudah lama meninggal mereka terus mendoakan orang tuanya tanpa henti. Bahkan cucu, cicit dan generasi selanjutnya terus mendoakannya. Sebab doa anak dan cucu menjadi pelepas dahaga dan melapangkan kubur orang yang sudah meninggal.

“Sesungguhnya seseorang pasti diangkat derajatnya di surga, lalu ia berkata keheranan : ‘Kenapa (derajat saya diangkat)?’, maka dikatakan kepadanya : “Dengan sebab istighfarnya anakmu” (HR. Ibnu Majah no.  3660).

Ketiga kriteria tersebut juga menjadi tujuan pendidikan anak yang sholeh.

Semoga kita bisa menjadi orang tua yang mampu membentuk anak-anak yang bermanfaat (anak yang sholih) dengan tiga kriteria di atas.

Dalam posisi sebagai anak, semoga kita tidak menjadikan orang tua kita mandul dengan tidak melaksanakan tiga kriteria di atas.

Semoga orang tua kita bangga dengan kita, anak-anaknya. Jika orang tua kita sudah meninggal mereka bisa tersenyum bahagia di alam kubur sana karena berhasil mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholih.

#tulisandakwah #parenting #ketahanankeluarga #keluargaberkualitas #dakwah #satriahadilubis #indonesia

Instagram : satriahadilubis

X (Twitter) : @satriahl

Facebook : Satria Hadi Lubis atau Satria Hadilubis

Tiktok : satriahl

Blogspot : http://satriahadilubis.blogspot.com

Tinggalkan komentar