Saat saya mengantar koran, ada salah satu rumah yang lubang kotak suratnya ditutup. Jadi setiap kali kesana untuk mengantar koran, saya harus mengetuk pintunya.
Penghuni rumah itu seorang lelaki tua dengan langkah goyah, perlahan membuka pintu.
Saya bertanya:
“Pak, kenapa lubang kotak suratnya ditutup?”
Dia menjawab :
“Saya sengaja menutupnya.”
Dia tersenyum canggung dan melanjutkan:
“Saya ingin membicarakan sesuatu dengan Anda. Saat Anda mengantarkan koran kepada saya, tolong ketuk pintunya atau bunyikan bel serta serahkan langsung korannya kepadaku.”
Saya menjawab :
“Tentu saja, tapi hal itu menyita waktuku untuk pergi mengantar koran ke pelanggan lainnya.” Dalam hati, saya merasa bingung dengan permintaan itu.
Dia berkata:
“Tidak apa-apa, saya di rumah setiap hari.”
“Bagaimana jika saya memberi kamu tambahan 500 ribu setiap bulannya sebagai biaya tambahan untuk hal itu.”
Dengan ekspresi memohon, dia menambahkan:
“Jika suatu hari nanti Anda tidak mendapat jawaban saat kamu mengetuk pintu, tolong hubungi tetangga!”
Saya terkejut dan bertanya :
“Mengapa?”
Dia menjawab :
“Istri saya sudah meninggal, anak saya berada di kota lain, dan saya tinggal di sini sendirian, siapa tahu waktu kematian saya sudah tiba”
Pada saat itu, saya melihat mata lelaki tua itu mengeluarkan air matanya.
Saya bertanya:
“Apakah bapak berlangganan koran untuk dibaca setiap hari?”
Dia menjawab pelan:
“Saya tidak pernah membaca koran.”
“Saya berlangganan suara ketukan!”
Dia mengatupkan tangannya dan berkata:
“Anak muda, tolong bantu saya, ini nomor telepon anak saya.
“Jika suatu hari kamu mengetuk pintu tidak ada jawaban, tolong hubungi tetangga, juga hubungi anak saya untuk memberi tahu dia. Mungkin saat itu saya sudah tidak ada.”
Sahabatku….di sekitar kita mungkin ada orang-orang yang sendirian dan kesepian seperti bapak tua dalam cerita di atas.
Terkadang kita mungkin bertanya-tanya mengapa ada orang yang rajin mengirimkan ucapan salam atau men-share tulisan di WhatsApp atau medsos.
Sebenarnya makna ucapan salam atau share tulisan itu mirip dengan makna menjawab ketukan pintu atau bunyi bel pintu. Untuk menandakan bahwa ia masih hidup dan sehat.
Suatu saat mungkin kita tidak lagi menerima ucapan salam atau share tulisan darinya, mungkin ia sedang sakit atau sesuatu terjadinya.
Semoga setelah membaca tulisan ini kita memahami betapa pentingnya salam serta tulisan yang di share teman kita.
Anggaplah pesan postingan teman kita itu sebagai jawaban dari ketukan pintu rumah tentang :
Apakah ia masih sehat?
Apakah ia masih ada?
Edited by. Satria hadi lubis

Tinggalkan komentar