By. Satria hadi lubis
Sebenarnya apa yang engkau perjuangkan…wahai diri?
Setiap diri pasti memperjuangkan sesuatu
Dusta jika tidak memperjuangkan sesuatu
Bahkan mereka yang tak tahu hidup ini untuk apa
Mereka sedang memperjuangkan sesuatu
Entah apa pun namanya, yang pasti berujung pada absurditas (kehampaan)
Jika hidup ini hanya sekali dan singkat
Lalu untuk apa engkau hidup…wahai diri?
Berhargakah hidupmu jika berjuang untuk humanisme, padahal Allah yang menolongmu?
Berhargakah hidupmu jika berjuang untuk liberalisme, padahal Allah yang memberikan amanah kepadamu?
Berhargakah hidupmu jika berjuang untuk materialisme, padahal Allah yang memiliki hartamu?
Berhargakah hidupmu jika berjuang untuk hedonisme, padahal Allah yang membahagiakanmu?
Berhargakah hidupmu jika berjuang untuk sekulerisme, padahal Allah yang mengatur semesta?
Berhargakah hidupmu jika berjuang untuk pluralisme, padahal Allah pemilik kebenaran satu-satunya?
Apakah yang engkau perjuangkan…wahai diri?
Kepada siapa engkau habiskan usiamu, waktumu, lelahmu, napasmu dan nasibmu?
Padahal hidupmu pemberian dari Allah, sehingga engkau ada dan berkehendak
Padahal hidupmu adalah perjalanan menuju keabadian akhirat
Yang disana hanya ada surga dan neraka
Yang pemiliknya adalah Allah ‘Azza Wa Jalla
Hanya Allah yang bisa memberi ganjaran nikmat abadi surga atau nestapa neraka
Lalu apa yang engkau perjuangkan… wahai diri?
Pantaslah engkau memperjuangkan sesuatu selain Allah??
Padahal dirimu dan sekelilingmu milik Allah
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam” (al Qur’an, Surat Al-An’am ayat 162).

Tinggalkan komentar