Tawadhu’ dalam bahasa Arab berarti rendah hati atau tidak sombong. Secara umum, tawadhu’ adalah sikap dan perbuatan yang menunjukkan kerendahan hati, tidak merasa lebih tinggi dari orang lain, dan tidak mudah tersinggung. Ini adalah sifat terpuji dalam Islam, yang berkebalikan dengan kesombongan.
Di tengah-tengah banyaknya orang-orang yang pamer dan sombong pada saat ini, mari kita mengambil hikmah dari perkataan orang-orang mulia berikut ini :
Abu Bakar Ash Shiddiq ra berkata, “Janganlah sekali-kali kamu meremehkan seorang muslim, karena bisa jadi orang muslim yang rendah itu di hadapan Allah adalah mulia.”
Aisyah ra berkata, “Sesungguhnya kalian telah lalai dari ibadah yang paling utama, yaitu tawaadhu’ (lawan ujub dan sombong).”
Aisyah juga pernah ditanya, “Kapankah seseorang telah bersalah?” ia menjawab, “Ketika dirinya mengira bahwa ia orang yang terbaik.”
Qatadah rahimahullah pernah berkata, “Barang siapa yang diberikan harta, kecantikan, pakaian maupun ilmu, kemudian ia tidak bertawadhu’, maka nanti akan menjadi musibah baginya pada hari kiamat.”
Muhammad bin Wasi’ berkata, “Kalau sekiranya dosa itu dapat tercium baunya, tentu tidak seorang pun yang akan mau duduk bersamaku.” Oleh sebab itu, janganlah sombong dan meremehkan orang lain.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Umar bin Abdul ‘Aziz apabila berkhutbah di atas mimbar, lalu dirinya khawatir tertimpa ujub, maka ia memutuskan khutbahnya. Apabila ia menulis tulisan yang membuatnya ujub, maka ia merobeknya dan berkata, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku.”
Ibnu Rajab berkata, “Seorang mukmin sepatutnya senantiasa melihat dirinya jauh dari derajat yang tinggi, sehingga dengan begitu ia mendapatkan dua faedah berharga; sungguh-sungguh dalam mengejar keutamaan serta berusaha menambahnya lagi dan melihat dirinya dengan penglihatan yang kurang.”
Ibnul Qayyim berkata, “Berhati-hatilah dari sikap berlebihan (mengatakan) “saya”, “saya memiliki” dan “milik saya”, karena lafaz-lafaz tersebut telah membuat Iblis, Fir’aun dan Qarun tertimpa cobaan. “Saya lebih baik darinya” diucapkan Iblis. “Saya memiliki kerajaan Mesir” diucapkan Fir’aun dan “Sesungguhnya aku diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku” diucapkan Qarun.”
Rasulullah saw bersabda : ”Para penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar lagi sombong.” (HR Bukhari dan Muslim)
Na’udzubillah….semoga kita terhindar dari sifat sombong, pamer, dan ujub. Dan selalu menghiasi diri kita dengan sifat tawadhu’.
By. Satria hadi lubis

Tinggalkan komentar